Orang yang ada di pikiran Song Yi itu
sekarang sedang duduk bermain mahjong dengan Pengacara Jang dan dua orang tua lainnya dan ia berhasil mengalahkan semuanya. Salah satu lawan Min Joon
heran bagaimana Min Joon yang masih muda bisa mahir permainan itu dan
bertanya pada Pengacara Jang. Apakah Pengacara Jang itu ayah Min Joon?
Walau mulanya kaget dengan pertanyaan itu, Pengacara Jang membenarkannya. Mendadak seorang kakek tua yang muncul
di ruangan mahjong dan terkejut saat melihat Min Joon. Ia bertanya apakah Min Joon adalah Kim Woo San?
Min Joon tak kalah terkejut melihat kakek tua itu yang memiliki tahi lalat besar di hidung. Ia segera sadar kalau
kakek itu adalah lawan yang pernah ia kalahkan berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Tapi kakek itu segera menyadari kalau tak mungkin pria itu adalah Kim Woo San
dan menebak lagi,”Apakah kau cucu Kim Woo San?”
Pengacara Jang
langsung memperkenalkan diri kalau ia adalah putra Kim Woo San dan Min Joon
adalah putranya. Kakek itu senang sekali bertemu dengan Min Joon yang mirip
sekali dengan kakeknya, orang yang selalu ia kalahkan. Min Joon langsung
tersentil karena ia tahu saat itu ia yang selalu mengalahkan kakek itu.
Min Joon pun
mengkoreksi ucapan kakek itu kalau yang ia dengar kakeknya, Kim Woo San adalah
pria yang terkenal sebagai pemain mahjong terhebat di provinsi Gyeongseong.
Tapi kakek itu malah memproklamirkan dirinya sebagai pemain mahjong terhebat di
Gyeongseong, “Sepertinya kakekmu telah membohongimu.’
LOL, Pengacara
Jang berusaha untuk tidak tertawa melihat Min Joon yang kesal karena kenyataan
diputarbalikkan oleh si kakek.
Masih menahan kesabarannya dan dengan sopan Min Joon berkata kalau kakeknya bukan orang
yang suka berbohong. Tapi dengan suara keras sehingga membuat semua orang menoleh, kakek itu malah menuduh kakek Min Joo sebagai pembohong karena dialah pemain Mahjong terhebat di
Gyeongseong, “Aku yang hidup di masa itu, pasti tahu lebih baik daripadamu. Apa kau melihat kejadian itu? Apa kau melihat kakekmu mengalahkanku?
Kutanya kau, apa kau melihatnya?!”
Haha..
Pengacara Jang masih terus tertawa walau mereka sudah pulang dari main mahjong. Min Joon menceritakan kakek tua itu pernah ia kalahkan
60 tahun yang lalu. Rasanya saat itu seperti kemarin saja. Selama ia hidup
400 tahun ini, banyak hal yang terjadi tapi tak banyak kenangan yang bisa ia
ingat untuk dibawa kembali.
Pengacara Jang
mengingatkan kalau ada gadis yang ia temui 12 tahun yang lalu. Ia berinisiatif
untuk mencari identitas gadis itu dan sekarang sedang menyelidikinya. Tapi menurut Min
Joon, Pengacara Jang tak perlu melakukan hal seperti itu.
Pengacara Jang bertanya bukankah Min Joon ingin menemui gadis itu?
“Aku hanya
merasa penasaran,” jawab Min Joon. “Tapi.. jika memang ada alasan untuk aku
bertemu dengannya, bukankah aku pasti akan bertemu dengannya lagi? Jika aku
pulang tanpa aku pernah menemuinya, jadi mungkinkah memang karena aku tak
memiliki alasan untuk itu? Selama aku hidup di sini untuk jangka waktu yang
lama, hal itulah yang aku pelajari.“
Min Joon
bersantai di rumah, dan ia bisa mendengarkan semua keramaian di jalan walau ia
ada di lantai 23. Ia pun menyalakan musik dan saat ia memejamkan mata menikmati
musik tersebut, tanaman rumput-rumputan bertambah tinggi.
Hmm… jadi ia
bisa menumbuhkan tanaman saat ia melepaskan kewaspadaannya?
Ia bangkit karena mendengar suara password pintu rumahnya dipencet terus menerus. Pencuri?
Bukan. Itu
adalah Song Yi yang mabuk dan salah pintu. Jadi wajar saja kalau pintunya tak
bisa dibuka dengan passwordnya. Tapi Song Yi tak tahu itu. Dalam mabuknya, ia
terus memencet passwordnya.
Rambutnya terus
menerus turun walau sudah disibakkan. Ia kesal dan memerintahkan rambutnya, “Tetap
disana dan jangan turun.” Tapi rambutnya kembali jatuh lagi, “Apa kau tak mau
mendengarkan oenni? Kalau kau terus turun, nanti oenni disangka hantu.”
Kelakuan Song Yi ini terlihat di layar dan Min Joon
hanya geleng-geleng kepala melihat Song
Yi sekarang mencoba membuka pintu dengan cara berbeda. Setelah gagal dengan kombinasi
angkanya, ia pun memilih memantrainya, “Sesam.. buka pintu!”
Gagal. Ia pun
bergaya lain lagi dan berteriak, “Sesam.. buka pintu!” Berkali-kali, hingga
gaya terakhir, ia menarik pintu ke atas, “Sesaammm… buka pintu!” Dan terbuka!
Song Yi
bersorak kegirangan karena pintu
akhirnya terbuka. Namun ada suara menyelanya, “Tentu saja terbuka, karena
aku yang membukanya.”
Song Yi tak
kaget atau bingung. Ia malah menyapa Min Joon, “Ah.. tukang umpat jaman Joseon.
Hei, tukang umpat, kenapa kau ada di rumahku?”
Dengan datar Min Joon menjelaskan kalau ini adalah rumahnya. Ia sedikit terkesima saat Song Yi menyibakkan
rambutnya. Song Yi bertanya apakah Min Joon sekarang merasa senang karena telah memberinya nilai nol dan mempermalukannya?
Ia mulai mengata-ngatai Min Joon dan
saat Min Joon menyelanya, Song Yi langsung menghardik, “Kenapa? Apa hanya kau
yang bisa mengumpat dengan Joseon? Aku juga bisa. Aku akan melempar jukbang di
jaman edan ini.”
“Itu bukan
jukbang, tapi bangjuk (gumpalan tanah),” kata Min Joon mengkoreksi.
“Tauklah!!”
teriak Song Yi tak peduli dan langsung masuk rumah, melewati Min Joon yang tak sempat mencegahnya.
Se Mi sudah
berdandan cantik dan menunggu kedatangan Hwi Kyung. Hwi Kyung menerima
telepon dan langsung memutar mobilnya. Jelas ia lupa akan janji dengan Se Mi
saat mendengar kabar dari Manajer Song Yi yang tak bisa menghubungi Song Yi
walau berulang kali meneleponnya.
Min Joon
speechless melihat kelakuan Song Yi yang tertidur pulas di sofa. Scarf dan isi
tasnya berceceran di lantai rumah. Ia pun memunguti isi tas dan terkejut saat
Song Yi bergerak sehingga tak sengaja pundaknya tersingkap. Ia pun membuang
muka dan melempar scarf sehingga pundak itu tertutup.
Handphone Song
Yi berbunyi dan Min Joon mengangkatnya. Suara Hwi Kyung menyambutnya dan langsung
bertanya siapa dirinya yang mengangkat handphone Song Yi.
Dan Hwi Kyung
pun langsung ke apartemen Min Joon. Min Joon sedikit ragu membiarkan Hwi Kyung
masuk, tapi Hwi Kyung tak memperhatikan. Ia marah pada Min Joon, "Kalau kau
melihat seorang gadis salah masuk ke rumahmu, bukankah kau seharunya mengembalikannya ke rumahnya sendiri dengan diam-diam? Apalagi ia datang dengan mabuk!”
“Untuk
mengembalikannya dengan diam-diam, makanya aku mengangkat teleponmu dan membiarkanmu
masuk ke dalam rumahku. Bukankah seharusnya kau malah harus berterima kasih?” sindir
Min Joon.
Hwi Kyung tak
menjawab dan masuk rumah. Ia kaget melihat barang Song Yi tersebar dan Song Yi
yang terkapar di sofa. Ia bertanya pada Min Joon apakah Min Joon benar-benar
tak melakukan sesuatu pada Song Yi? Min Joon hanya menjawab, “Singkirkan saja
dia dari rumahku.” Hwi Kyung marah mendengar pilihan kata Min Joon,
“Singkirkan? Apakah Song Yi-ku ini semacam sampah yang harus disingkirkan?”
Hwi Kyung tak
percaya pada Min Joon. Ia meminta handphone Min Joon. Ia ingin melihat apakah
Min Joon tak memotret Song Yi yang ada dalam kondisi mabuk. “Song Yi ini adalah
aktris paling terkenal di Korea. Siapa tahu kau mengambil gambar yang
tidak-tidak. Kenapa aku harus percaya padamu dan langsung pergi begitu saja?”
Min Joon kesal
dengan ucapan Hwi Kyung. Ia pun menatap Hwi Kyung dan berkata, “Kau benar. Jika
gadis ini adalah aktris besar dan terkenal, kenapa aku harus percaya padamu dan
langsung memberikanmu begitu saja? Ia sedang mabuk, dan siapa yang tahu apa
yang akan kau lakukan dengan gadis itu?”
Hwi Kyung kaget
mendengarnya. Ia berkata kalau ia adalah pacar Song Yi dan mau bicara panjang
lebar, tapi Song Yi bangun dan menyuruh semuanya untuk tidak berisik karena ia
sedang tidur. Hwi Kyung pun mengangkat Song Yi dan memapahnya bangun. Ia juga
membawa semua barang-barang Song Yi, tapi tak melihat ada dompet yang
tergeletak di bawah kursi.
Min Joon hanya
berdiri melihat Song Yi dipapah Hwi Kyung. Tapi melihat pundak Song Yi yang
kembali terbuka, ia menyipitkan matanya dan sesaat kemudian jaket Song Yi naik
untuk menutupi pundak.
Sambil memapah
Song Yi, Hwi Kyung mengomeli Song Yi yang bisa salah masuk apartemen. Ia tak
suka melihat tetangga Song Yi, “Apa yang kau lakukan jika ia melakukan sesuatu
yang aneh padamu?”
Dan di
apartemen sebelah, Min Joon mendengarkan tuduhan Hwi Kyung, dan merasa sangat
kesal. Ia pun mandi namun ucapan Hwi Kyung yang bicara sendiri terus terdengar.
Hwi Kyung memutuskan untuk tinggal lebih lama dan minum bir.
Hwi Kyung
mencoba mencuri-curi kesempatan untuk dekat dengan Song Yi. Melihat Song Yi
yang terlelap, ia pun memejamkan mata saat mendekat wajah Song yi dan
menciumnya. Namun sebelum bibirnya menyentuh bibir Song Yi, terdengar suara,
“Apa kau mau mati?”
Hwi Kyung terkejut karena mendengar suara Song Yi. Melihat Song Yi masih memejamkan
mata namun bisa tahu kalau ia akan menciumnya, ia pun salah tingkah, “Ohh.. kau
tidak tidur?”
Min Joon
mendengarkan semua itu dan tak bisa tak tersenyum saat mendengar Hwi Kyung
mengaduh-aduh karena Song Yi memukuli kepalanya, walau kemudian ia sadar dan mengembalikan lagi ekspresi wajahnya menjadi datar.
Hwi Kyung kembali
ke rumah dan baru teringat kalau ia punya janji dengan Se Mi. Ia pun menelepon
Se Mi untuk minta maaf dan menjelaskan kalau Song Yi mabuk dan salah masuk
rumah tetangga sehingga ia harus menjemputnya. Se Mi menjawab kalau ia juga
sedang masih syuting dan belum bisa pulang.
Suara Se Mi
sedikit bergetar saat berkata kalau ia akan kembali syuting dan menutup
telepon. Hwi Kyung pasti tak menyadari perubahan suara Se Mi seperti ia tak menyadari kalau Se Mi berdiri
di samping mobil di lokasi syuting yang sudah selesai dari tadi. Setelah Hwi
Kyung menutup telepon, Se Mi menangis tersedu-sedu.
Hwi Kyung
bertemu dengan kakaknya yang juga barusan pulang dari tempat penitipan hewan.
Hwi Kyung berkomentar kalau hanya Jae Kyung, cheobol yang seperti Gandi,
menjadi sukarelawan padahal tak ada kamera.
Jae Kyung
tersenyum dan berkata kalau ia jarang melihat Hwi Kyung walau Hwi Kyung sudah
pulang ke Korea. Hwi Kyung menjawab kalau ia sibuk dengan pacarnya. Jae Kyung
menggoda Hwi Kyung yang selalu diseret kesana kemari oleh si pacar. Hwi Kyung
nyengir dan balik menggoda, ia memang diseret ke sana kemari, tapi apakah ada
wanita yang melakukan itu pada Jae Kyung?
Jae Kyung hanya
tersenyum mendengarnya dan bertanya tentang pekerjaan Hwi Kyung di kantor dan meminta
Hwi Kyung bekerja sungguh-sungguh karena tak ada yang tahu identitas Hwi Kyung.
Hwi Kyung heran kenapa ia dijadikan karyawan rendahan sementara Jae Kyung langsung
menjadi General Manager saat pertama kali masuk?
Jae Kyung
menjawab kalau ia sendiri pun menyangka kakak mereka yang akan mewarisi
perusahaan ayah mereka dan ia tak dipersiapkan dengan memperoleh pendidikan untuk
menjadi pewaris perusahaan, “Kau kan juga tahu kalau impianku adalah menjadi
seorang dokter hewan.”
Hwi Kyung
menggangguk. Setelah apa yang terjadi dengan kakak mereka, ia tahu betapa keras
kerja Jae Kyung. Jae Kyung hendak meminta Hwi Kyung melakukan yang sama, tapi
Hwi Kyung menyelanya, “Aku tahu Hyung sangat sempurna. Aku tak bisa mengikuti
jejak hyung dan aku juga tak mau.”
Jae Kyung
tertawa mendengar ucapan adiknya. Ada panggilan masuk ke handphone Jae Kyung
dan Jae Kyung menyuruh adiknya untuk masuk terlebih dulu. Jae Kyung mengangkat
telepon dan terdengar suara wanita yang menangis dan memohon, “Keluarkan aku
dari sini, kumohon. Aku minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Aku bersumpah.
Kau kan bukan orang jahat.”
Dan wajah Jae
Kyun menjadi dingin saat menjawab, “Tentu saja aku bukan orang jahat. Walau ada
orang-orang yang kubunuh selama ini, tapi lebih banyak orang yang tetap kubuat
hidup walau aku ingin membunuh mereka. Dan kau masuk ke golongan yang terakhir.
Jadi kuminta agar kau tak memohon padaku, kau harusnya malah berterima kasih
padaku.”
Uhh… serem
banget sih ni orang.
Keesokan
harinya, Min Joon menemukan dompet di lantai. Ia membuka dompet itu dan melihat
foto keluarga di dompet itu. Betapa terkejutnya saat ia melihat wajah gadis
yang sama dengan gadis 400 tahun yang lalu di dompet itu. Wajah gadis yang juga
sama dengan gadis 12 tahun yang lalu.
Ia keluar untuk
mencari Song Yi. Tapi di koridor ia bertemu dengan Manajer Song Yi dan bertanya
dimana song Yi berada. Manajer itu terkejut namun menduga kalau Min Joon akan
merubah nilai nol Song Yi. Tapi Min Joon tak ada waktu dan membentak dimana
Song Yi sekarang.
Dan Min Joon
pun pergi, kali ini tak menggunakan sepeda, namun dengan mobil, melesat
menembus jalanan menuju ke tempat Song Yi berada.
Song Yi berada
di salon sedang dirias. Ia panik saat periasnya mengatakan wajah Song Yi
membengkak. Ia kemarin baru minum Somaek – campuran soju dan bir, juga makan
mie, “Apakah wajahku kelihatan sangat bengkak?”
Err.. menurut
saya sih biasa-biasa saja, tapi menurut periasnya kalau Song Yi harus
membatalkan acara hari ini karena make upnya kali ini tak akan kelihatan bagus.
Song Yi akan menjawab namun perutnya berulah dan ia buru-buru segera ke toilet
agar bisa muntah.
Yoo Ra muncul
saat Song Yi keluar dari toilet. Song Yi menyapa Yoo Ra dengan basa-basi,
membuat Yoo Ra marah. Tapi Yoo Ran
memang sudah marah pada Song Yi duluan karena tanpa basi-basi ia menyuruh
Song Yi untuk pindah salon. Ia selalu ingin marah jika melihat Song Yi. Song Yi
menjawab kalem kalau ia pun juga merasa seperti itu saat melihat Yoo Ra, jadi
bagaimana jika Yoo Ra yang mengganti salonnya.
Mendengar nada
suara Song Yi, Yoo Ra menganggap Song Yi tak hormat pada seniornya. Maka Song
Yi menjawab, “Maafkan nada bicaraku saat bicara dengan oenni yang sudah tua.
Tapi aku perlu mengkoreksi sesuatu. Memang benar kalau kau itu tua tapi kau
bukanlah seorang sunbae.”
Yoo Ra kaget
mendengar hinaan Song Yi. Tapi Song Yi mengingatkan kalau ia sudah berakting
selama 12 tahun sementara Yoo Ra baru berakting selama 5 tahun. Ia memang tak
bisa mengkoreksi adat istiadat, tapi dialah yang menjadi sunbae Yoo Ra.
“Kudengar kau
tak mau melakukan Song Yi’s Special. Tapi kau melakukannya karena mendengar aku
menginginkan acara itu. Apakah benar?”
“Benar,
bagaimana kau tahu?” tanya Song Yi santai.
“Apakah kau
punya perasaan minder terhadapku?” sindir Yoo Ra.
“Tidak,
bukankah kau mengatakan perasaan itu saat kau merasa lebih buruk daripada orang
itu?” sindir Song Yi balik. “Aku memang bodoh, tapi aku juga tahu hal itu. Yang
kurasakan pada oenni adalah superioritas.”
“Benarkah? Kau
merasa superior tapi kau selalu mengulang-ulang drama tipikal Cinderella? Kau
hanya memilih cerita-cerita itu? Ketika orang berkumpul, mereka hanya
mengatakan betapa buruknya dramamu itu.”
Song Yi
tersenyum dan menjawab, “Tapi kenapa saat orang berkumpul, pasti selalu hanya
aku dan dramaku saja? Kurasa orang tak ada kerjaan lain selain membicarakan
dramaku. Dan aku menyukainya, walau mereka menghina atau memujiku, tapi
setidaknya itu lebih baik daripada melakukan drama yang berarting 4%, yang
orang bahkan tak tahu siapa yang berperan di dalamnya.”
“Apa kau sedang
menghina dramaku?” Yoo Ra merasa terhina.
“Ah.. benar.
Dramamu berakhir dengan rating 4% bulan lalu, kan? Drama yang tak aku mainkan
karena aku tak mau melakukannya,” jawab Song Yi manis. “Karena berakhir dengan
buruk, aku juga merasa menyesal karenanya.”
Yoo Ra sudah
hampir menangis mendengar hinaan Song Yi. Ia berkata kalau rating bukanlah
segalanya. Ia dipuji karena dibuat dengan sangat bagus. “Apa kau tahu betapa
kerasnya orang-orang bekerja keras di drama itu?”
“Aku tahu
orang-orang itu sangat kerja keras. Dan sutradara sangat terluka karenanya.
Jadi setidaknya kau kau harus mentraktirnya makan. Kau seharusnya punya akal
sehat untuk melakukannya.”
“Kau..!” bentak
Yoo Ra marah.
Tapi Song Yi
belum selesai. Ia tahu kalau Yoo Ra yang menyebarkan informasi palsu tentang
dirinya untuk memicu gosip dan ia akan menuntut Yoo Ra karena pencemaran nama
baik. “Tapi aku tak melakukannya. Kau tak tahu hal itu, kan? Jadi hentikanlah
sekarang juga.”
Song Yi
meninggalkan Yoo Ra, tapi Yoo Ra mengejarnya. Ia melempar alat-alat salon yang
ada didekatnya dan berkata, “Katanya kau sedang mengejar anak kedua dari grup
S&C. Apakah itu juga gosip?”
Song Yi
berhenti dan berbalik menatap Yoo Ra, “Itu bukan gosip tapi kenyataan. Walau
yang sebenarnya adalah kebalikannya. Bukan aku yang mengejarnya, tapi dia yang menggodaku.”
Yoo Ra tersenyum sinis mendengarnya, “Ahh.. jadi seperti itu? Ibumu mendapatkan uang dengan menjual namamu dan bahkan mendirikan usaha dengan memakai namamu. Sepertinya itu bukan gosip, kan? Sekarang ibumu menyebut anak kedua Grup S&C sebagai menantunya. Apakah kau tak merasa keterlaluan?”
Para tamu dan
pegawai salon berbisik-bisik mendengar perdebatan mereka. Song Yi meminta Yoo
Ra untuk tak membawa-bawa keluarganya. Tapi Yoo Ra tak mendengarnya dan menyarankan
kalau Song Yi memang tak bisa makan (menikahi Hwi Kyung) sekaligus, maka
seharusnya Song Yi menyerah saja dan tak usah memakannya.
Song Yi menghampiri
Yoo Ra dan berkata kalau ia bukannya tak bisa, tapi tak mau. “Tapi kurasa kau
tak tahu hal seperti ini. Tak seperti orang lain, aku tak ingin mencampuri
kehidupan orang lain hanya karena uang, karena itu menyedihkan. Dan karena aku
bisa cari uang sendiri.”
Yoo Ra marah,
merasa Song Yi sedang membicarakan dirinya. Ia mengangkat tangan hendak
menampar Song Yi, tapi tangannya tertahan. Ada seseorang yang memegang
tangannya.
Song Yi kaget
karena tiba-tiba melihat Min Joon ada di hadapannya sedang menahan tangan Yoo
Ra, “Apa ini? Kenapa kau bisa ada di sini?”
Min Joon
melirik Yoo Ra tajam dan seketika itu juga beberapa lampu meledak, membuat
semua orang berteriak ketakutan, termasuk Song Yi dan Yoo Ra. Ruangan menjadi kacau
dan Min Joon langsung menarik Song Yi pergi.
Song Yi
bertanya kenapa Min Joon bisa tahu kalau ia ada di sana? Dan tak tahukah kalau
ia sekarang merasa sangat terkejut? Tapi Min Joon hanya diam memandangi Song
Yi. Melihat Min Joon hanya diam dan menatapnya, Song Yi bertanya, “Kenapa?
Apakah karena aku tak sengaja masuk ke rumahmu kemarin? Kau datang kemari untuk
membicarakan hal itu?”
Min Joon tetap
memandangi Song Yi. Tanpa diminta Song Yi pun menjelaskan kalau yang kemarin
adalah salah paham saja. Tak ada salahnya untuk minum-minum dan jadi mabuk, “Dan
karena kau mabuk, kau bisa buat kesalahan.”
Min Joon
mengeluarkan dompet dan bertanya, “Siapa ini?” Song Yi merampas dompet itu dan
marah karena Min Joon melihat foto orang tanpa permisi. Tapi Min Joon berteriak
padanya, “Siapa ini?!”
Song Yi
balik bertanya pada Min Joon, “Apa aku harus menjawabnya?” Ia tak menjawab dan
berjalan pergi. Tapi Min Joon menariknya dan mendorongnya ke dinding. Song Yi
membentak Min Joon yang melakukan hal itu dan mengatainya gila. Tapi Min Joon
terus memandangnya.
Kau.. siapakah
dirimu?”
Dan saat itu
terdengar ucapan Min Joon seperti di akhir prolog episode 1, “Entah kau menginginkannya
atau tidak, yang terjadi pasti akan terjadi. Dan makhluk Bumi menyebutnya
sebagai takdir.”
Epilog
Pada wawancara
Chun Song Yi’s Special, Song Yi ditanyai tentang cinta pertamanya. Sambil
tertawa kecil Song Yi menjawab kalau ia pernah beberapa kali berkencan, tapi ia
tak memiliki seseorang yang pantas disebut ‘cinta pertama’.
“Saat aku
kecil, aku pernah hampir mengalami kecelakaan besar. Tapi seorang ahjussi
menolongku. Aku tak bisa mengingatknya tapi ia tampan. Ia juga tinggi, lembut
dan tipe orang yang hangat?”
Dan dalam
wawancara Min Joon, Min Joon berkata kalau ia tak memliki jenis wanita yang ia
sukai. Tapi ia punya jenis wanita yang tak ia sukai. “Gadis pemabuk, aku
membencinya. Gadis yang tak bisa menempatkan diri, itu malah lebih kubenci.
Gadis yang sangat sok tahu, gadis yang bertindak seenaknya atau suka membual,
aku paling membencinya. Ada gadis yang memiliki semua sifat itu, dan yang kutahu,
ia adalah yang terburuk.”
“Dia adalah
yang terbaik,” kata Song Yi meneruskan. “Walau saat itu sangat singkat,
tapi ia terasa sangat misterius tapi juga terasa sangat hangat. Aku masih dapat
mengingatnya. Aku tak tahu apakah Paman itu akan mengingatku. Tapi, kupikir aku
akan langsung mengenalinya saat itu juga. Seperti takdir.”
Interview
berakhir saat sutradara berkata, “Cut, okay!” Song Yi segera berdiri dan
melihat Min Joon lewat dengan sepedanya, tak peduli akan keramaian yang dibuat
oleh Song Yi. Song Yi memandang sinis ke arah Min Joon dan bergumam, “Dasar
sialan..”
Komentar :
Ha.. dan Min
Joo benar mengenai Song Yi. Song Yi memang pembual. Katanya dia akan bisa
mengenali paman itu saat itu juga, tapi saat melihat Min Joon, ia malah kesal
melihatnya dan mengumpatnya. Atau mungkin Song Yi tak mengira kalau paman itu
sekarang menjadi dongsaeng karena tak berkeriput sama sekali. Mungkin Song Yi
harus bertanya propofol merek apa yang digunakan Min Joon. Err… propolis, ding.
Ahh.. Saya malah
nulis komen kaya para haters.
Kalau
sebelumnya saya berkata kalau saya suka dengan Song Yi, sekarang saya ingin
berkata kalau saya suka interaksi antara Min Joon dengan Song Yi. Walau Min
Joon dikatakan lebih muda dari Song Yi, tapi kita dapat merasakan old soulnya
Min Joon, dan Kim Soo Hyun bisa mengeluarkan karakter old soul Min Joon dengan
sangat baik.
Dan jika
sebelumnya ada yang meragukan pasangan Kim Soo Hyun dan Jeon Ji Hyun yang beda
usianya jauh sekali, siap-siap menarik kata-katanya. Karena di sini Kim Soo
Hyun walau muka muda, tapi kelihatan kalau jiwanya yang tua.
Sedangkan Jeon
Ji Hyun.. hhh.. rasanya geleng-geleng liat gayanya apalagi pas dia mencoba menyihir
pintu apartemen agar bisa terbuka. Pernah lihat seorang dewasa yang bertingkah
kekanak-kanakkan? Dan apa yang biasanya terucap dari mulut kita? “Dia pasti
MKKB. Masa kecil kurang bahagia.”
Dan saat jiwa
tua bertemu dengan jiwa yang masih muda, tak peduli berapapun usianya,
perbedaan itu akan terlihat. Dan Kim Soo Hyun dan Jeon Ji Hyun berhasil
mengeluarkan jiwa-jiwa itu. Banyak jempol deh, buat mereka.
Saya juga
merasa Min Joon jatuh cinta pada Yi Hwa, gadis 400 tahun yang lalu. Atau mungkin penyesalan? Dan
Min Joon mendengar betapa serupanya ucapan Yi Hwa dan Song Yi kecil, “Apakah
kau malaikat maut?” Ia mungkin jatuh cinta pada Yi Hwa dan reinkarnasinya, bukan Song
Yi yang artis top. Jadi wajar kalau ia tertarik pada Song Yi.
Entah apa yang
terjadi dengan Yi Hwa dan tusuk konde Kristal itu. Apakah ujungnya patah karena
sebuah kejadian seperti Wol Ryung dan Seo Hwa di Gu Family Book? Hahaha… *Inii
lagi.. Mbak Dee ngomongin apa, sih?* *abaikan dugaan yang gak jelas ini*
Btw, siapa yang
ngeri melihat Jae Kyung? Di episode satu, ada seorang yang mati dalam
kecelakaan mobil, yang membuat ayah Jae Kyung merasa bersalah karena merasa
senang dengan berita itu. Dan jika menghubungkan dengan kata-kata Jae Kyung
saat bicara dengan seorang wanita di telepon, sepertinya Jae Kyung membunuh
orang dan yang Jae Kyung bunuh tak hanya satu orang saja.
Mungkin orang yang kecelakaan di episode 1 itu adalah salah satu korbannya. Dan mungkinkah kakak Hwi Kyung dan Jae Kyung, yang katanya adalah pewaris S&C, juga dibunuh oleh Jae Kyung? Sepertinya kakak pertama itu sudah mati (atau mungkin koma dan disembunyikan) karena Hwi Kyung selalu disebut sebagai anak kedua Grup S&C.
Uhh.. serem
kalau ngebayangin hal itu benar-benar terjadi. Tapi mungkin saja karakter
sekeji itu harus muncul, karena tak akan lawan antagonis yang sepadan dengan
Min Joon yang memiliki kekuatan super. Hwi Kyung yang satu kategori dengan Song
Yi tak akan pernah menang dari Min Joon.
Tapi Jae Kyung? Sepertinya otaknya segera berputar cepat kalau ternyata ia harus bermasalah dengan Min Joon. Dan saat ia menyelidiki latar belakang Min Joon, yang baru muncul secara badaniah selama 2 tahun (kata pengacara Jang, Min Joon baru berganti identitas 2 tahun yang lalu), maka kecurigaannya pasti langsung timbul. Dan hal itu akan membahayakan misi Min Joon untuk bisa kembali ke planetnya 3 bulan lagi dan bahkan membahayakan keselamatannya.
Semoga Hwi Kyung baik-baik saja. Walaupun sedikit oon, tapi saya merasa kalau Hwi Kyung bukan orang jahat. Tapi ia bisa menjadi boneka Jae Kyung, yang sewaktu-waktu bisa dibuang oleh Jae Kyung, jika Jae Kyung sudah tak memerlukannya atau saat merasa terancam oleh keberadaan Hwi Kyung (yang sebenarnya juga merupakan pewaris S&C juga)
Err… ngelantur
lagi ya komen saya? Komentar saya ini hanya dugaan saja. Bisa saja Jae Kyung
memang sebaik yang Hwi Kyung sangka dan kata-kata Jae Kyung pada wanita itu
hanya main-main saja, dan sebenarnya Jae Kyung memang sukarelawan yang baik dan
jarang ditemukan. Dan bisa juga Hwi Kyung-lah yang benar-benar berkarakter
jahat. *tapi kok kayanya ga mungkin, ya? Halah.. abaikan.*
Terima kasih atas kunjungannya ^^